Contoh Action Plan Kepala Sekolah Binaan


 







SDN MENTENG ATAS 04 PAGI


NAMA PESERTA DIKLAT  : SRI HASTUTIK, S.Pd.SD
NIP / NRK                             : 196303111984032003 / 081290
PANGKAT / GOL. RUANG : Pembina / IV a
SKPD                                    : SDN Menteng Atas 04 Pagi



DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA
DIKLAT MANAJEMEN SEKOLAH
ANGKATAN 24
TAHUN 2017

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Action Plan   :

UPAYA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA
SDN MENTENG ATAS 04 PAGI



Telah disetujui dan disahkan oleh Pengawas Sekolah  sebagai
Tugas Akhir Diklat Manajemen Sekolah


                                   Pada Hari      : Kamis
                                   Tanggal          : 6 Oktober 2017



Disahkan Oleh,                                                       Penyusun
Pengawas SD Kec. Setiabudi                              Ka. SDN Menteng Atas 04 Pagi



Dra. Hj. Dwi Tyas Utami, M.Pd                             Sri Hastutik, S.Pd.SD
NIP. 196502011985032005                                 NIP. 196303111984032003



KATA PENGANTAR


           Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
           Penyusunan action plan ini merupakan kajian rencana yang akan saya lakukan di sekolah. Penyusunan action plan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan , dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada :
1.    Allah SWT
2.    Suami saya tercinta.
3.    Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
4.    Mentor Diklat E-Learning Manajemen Sekolah
5.    Teman dan Rekan Kerja Selama Diklat E-Learning
6.    Guru dan Tenaga Kependidikan SDN Menteng Atas 04 Pagi
7.    Segala pihak yang membantu dalam baik secara moril maupun materiil yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

           Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan action plan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari pelbagai pihak yang bersifat membangun.

Jakarta, 13 November 2017



Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB – I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................  1
B. Tujuan dan Manfaat.......................................................................... 2
C. Ruang Lingkup dan Pengertian........................................................ 3
D. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 9
BAB – II DESKRIPSI SINGKAT ORGANISASI
A. Profil Organisasi............................................................................... 11
B. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi...................................................... 11
C. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi............................................... 12
D. Tugas Pokok dan Fungsi Individu.................................................... 13
E. Keadaan Tempat Kerja Saat ini dan Yang Diharapkan.................... 14
BAB – III MASALAH DAN PEMECAHAHANNYA
A. Identifikasi dan Analisis Masalah..................................................... 15
B. Sumber Daya Pendukung dan Penghambat.................................... 16
C. Pemecahan Masalah........................................................................ 17
a. Rencana Kegiatan (Milestone).......................................................... 17
b. Kriteria Keberhasilan......................................................................... 17
c. Jadwal Kegiatan ( Time Schedule )................................................... 17
d. Tindak Lanjut..................................................................................... 18
BAB – IV PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................... 19
B. Saran................................................................................................ 19
Daftar Pustaka......................................................................................  20

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
           Di dalam kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan secara rutin itu, terdapat nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi tolok ukur tentang benar tidaknya atau efektif tidaknya pelaksanaannya oleh seseorang. Norma-norma itu terhimpun menjadi aturan yang harus dipatuhi karena setiap penyimpangan atau pelanggaran akan menimbulkan keresahan, keburukan dan kehidupanpun berlangsung tidak efektif atau bahkan tidak efisien. Dengan demikian berarti manusia dituntut untuk mampu mematuhi berbagai ketentuan atau harus hidup secara berdisiplin sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakatnya. Nilai-nilai yang membatasi hidup itu ternyata merupakan kebutuhan manusia untuk dapat menjalani kehidupan secara manusiawi. Dalam keterikatan pada nilai-nilai yang harus dipatuhi itu, justru manusia menjadi manusia yang merupakan bagian dari aspek-aspek yang membedakannya dari makhluk lain di muka bumi ini.
           Peserta didik didik sebagai generasi penerus bangsa, sejak dini harus dikenalkan dengan nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu sebagai ketentuan tata tertib hidup harus dipatuhi atau ditaatinya. Pelanggaran atau penyimpangan dari tata tertib itu akan merugikan dirinya dan bahkan dapat ditindak dengan mendapat sanksi atau hukuman. Dengan kata lain setiap anak didik harus dibantu hidup secara berdisiplin, dalam arti mau dan mampu mematuhi atau mentaati ketentuanketentuan yang berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya.
           Dalam kesehariannya, banyak faktor yang menyebabkan pelanggaran tata tertib oleh peserta didik, oleh karena hal itu maka secara subjektif harus dilakukan tindakan pencegahan terencana dan terstruktur guna meminimalisir agar tidak semakin meluas.

B.   Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari action plan ini adalah:

Tujuan Jangka Pendek
-       Mengetahui kedisiplinan Peserta Didik di SDN Menteng Atas 04 Pagi
-       Membentuk Tim Pemantau Kedisiplinan Peserta Didik
-       Pelaporan Pelanggaran Tata Tertib Sekolah dan Rapat membahas solusinya setiap bulan.
-       Pembinaan terhadap peserta didik pelanggar Kedisiplinan di SDN Menteng Atas 04 Pagi

Tujuan Jangka Menengah
-       Pelaporan Rekapitulasi Pelanggaran Tata Tertib Sekolah Setiap 1 Semester

Tujuan Jangka Panjang
-       Pembentukan Satgas Sekolah Aman Pelanggaran Tata Tertib
-       Terciptanya sekolah yang disiplin dan tertata Akhlak dan perilaku  para peserta didiknya.

Manfaat Action Plan ini adalah :
-       Menjadi acuan dalam kegiatan monitoring penerapan tata tertib di SDN Menteng Atas 04 Pagi.
-       Menambah tingkat pemahaman Guru dan Tenaga Pendidik di lingkungan SDN Menteng Atas 04 Pagi tentang pentingnya penerapan tata tertib sekolah.
-       Menambah tingkat pemahaman peserta didik tentang tata tertib yang berlaku di SDN Menteng Atas 04 Pagi.



C.   Ruang Lingkup dan Pengertian

Pengertian Disiplin
           Menurut bahasa, disiplin adalah tata tertib (di sekolah, kemiliteran dan sebagainya); ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya.  Sedang menurut Hadari Nawawi, disiplin diartikan bukan hanya sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar setiap orang melaksanakan peraturan atau kehendak kelompok orang-orang tertentu yang disebut pimpinan.
           Disiplin adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Alex S. Nitisemito(1984: 199) ).
           Displin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar organisasional (T. Hani Handoko (1994:208) ). Disiplin adalah sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah diterapkan (Dalam Yuspratiwi, 1990). Mengikut Kamus Bahasa Melayu terbitan Utusan Publication and Distributors Sdn. Bhd. (1995) mendefinisikan disiplin sebagai “kepatuhan, kesetiaan dan ketaatan kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan”.  Manakala mengikut Kamus Dewan Edisi Baru Terbitan DBP, KL (1989) mendefinisikan disiplin sebagai “Latihan terutamanya pemikiran dan kelakuan supaya boleh mengawal diri sendiri mengikut peraturan yang ditetapkan dan sekiranya ini berlaku sebaliknya hukuman atau denda dikenakan. Mengikut Barbara An Kipter, Ph.D dalam Roger’s 21st Century Thesaurus, beliau mengatakan disiplin itu adalah “latihan dan dendaan (Training and punishment)”.
           Disiplin adalah peraturan atau undang-undang yang bertujuan untuk membentuk para pelajar yang sesuai dengan kehendak agama, norma-norma masyarakat dan undang-undang sebuah Negara.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu disiplin siswa. Menurut Gouzali Saydam (1996:202),faktor-faktor tersebut antara lain:
a)         Besar kecilnya pemberian kompensasi.
b)        Ada tidaknya keteladanan pimpinan.
c)         Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
d)        Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
e)         Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
f)         Ada tidaknya perhatian kepada siswa.
g)        Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

           Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat menaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat, pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalnya sekolah.
           Dari beberapa pengertian tentang disiplin tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin adalah suatu unsur moralitas seseorang yang menekankan pada peraturan dan tata tertib dalam prinsip-prinsip keteraturan, pemberian perintah, larangan, pujian dan hukuman dengan otoritas atau paksaan untuk mencapai kondisi yang baik.

Pengertian Taat dan Patuh
           Kata taat berasal dari bahasa Arab taat yang memiliki makna menuruti atau mengikuti. Secara istilah taat berarti mengikuti dan menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan kata lain, taat artinya tunduk, patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari.
           Patuh berarti suka menurut (perintah dan sebagainya); taat (pada perintah, aturan, dan sebagainya); berdisiplin: gadis itu sangat patuh pada agamanya; rakyat selalu patuh kepada pemerintah.
           Ketaatan dan kepatuhan dalam menjalankan tata tertib kehidupan, tidak akan dirasa memberatkan bila dilaksanakan dengan kesadaran akan penting dan manfaatnya. Kemauan dan kesediaan mematuhi disiplin itu datang dari dalam diri orang yang bersangkutan atau tanpa paksaan dari luar atau orang lain, khususnya diri anak didiknya. Akan tetapi dalam keadaan seseorang belum memiliki kesadaran untuk mematuhi tata tertib, yang sering dirasakannya memberatkan atau tidak mengetahui manfaat dan kegunaannya, maka diperlukan tindakan memaksakan dari luar atau dari orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan atau mewujudkan sikap disiplin. Kondisi seperti itu sering ditemui pada kehidupan remaja, yang mengharuskan pendidiknya melakukan pengawasan agar tata tertib kehidupan dilaksanakan, yang sering kali mengharuskan juga untuk memberikan sanksi atau hukuman karena pelanggaran yang          dilakukan oleh anak didiknya.
           Demikianlah seharusnya bagi proses pendidikan melalui disiplin, bahwa setiap anak didik harus dikenalkan dengan tata tertib (termasuk perintah), diusahakan untuk memahami manfaat atau kegunaannya, dilaksanakan dengan tanpa atau dengan paksaan, termasuk juga usaha melakukan pengawasan terhadap pelaksanananya, diperbaiki jika dilanggar atau tidak dipatuhi termasuk juga diberikan sanksi atau hukuman jika diperlukan.  Contoh sederhana antara lain berupa disiplin waktu. Anak harus mematuhi waktu yang tepat untuk berangkat dan pulang sekolah, belajar, menunaikan shalat lima waktu dan kegiatan rutin yang lain.
           Apabila disiplin itu telah terbentuk maka akan terwujudlah disiplin pribadi yang kuat, yang setelah dewasa akan diwujudkan pula dalam setiap aspek kehidupan, antara lain dalam bentuk disiplin kerja, disiplin mengatur keuangan rumah tangga dan disiplin dalam menunaikan perintah serta meninggalkan larangan Allah SWT. Dalam keadaan disiplin itu mampu dilaksanakan oleh semua anggota masyarakat atau warga negara, terutama berupa kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka akan terwujud disiplin nasional. Dengan kata lain disiplin masyarakat, disiplin nasional dan disiplin umat Islam, bersumber dari disiplin pribadi warga negara dan pemeluknya.

Pentingnya Kedisiplinan
           Dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa, guru sebagai pendidik harus bertanggungjawab untuk mengarahkan apa yang baik, menjadi tauladan, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan dalam peserta didik, terutama disiplin diri.
           Untuk kepentingan tersebut guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a). Membantu mengembangkan pola perilaku dalam dirinya
b). Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya
c).Menggunakan pelaksanaan aturan sekolah sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
           Dengan disiplin, anak didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara tugas-tugas sekolah.
Hanya dengan menghormati aturan sekolah anak belajar menghomati aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan kebiasaan mengekang dan mengendalikan diri semata-mata karena ia harus mengekang dan mengendalikan diri. Jadi, inilah fungsi yang sebenarnya dari disiplin. Ia bukan sekedar prosedur sederhana
yang dimaksudkan            untuk membuat       anak   bekerja dengan  merangsang kemauannya untuk mentaati instruksi, dan menghemat tenaga guru.
Fungsi          utama             disiplin           adalah            untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi  otoritas. Dalam mendidik anak perlu disiplin, tegas dalam hal apa  yang harus dilakukan dan apa yang dilarang dan tidak boleh dilakukan.  Disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah untuk dapat :
(1). Meresapkan pengetahuan dan pengertian social secara mendalam dalam dirinya.
(2). Mengerti dengan segera menurut untuk menjalankan apa yang menjadi kewajibannya  dan secara langsung mengerti laranganlarangan yang harus ditinggalkan.
(3). Mengerti dan dapat membedakan tingkah laku yang baik dan tingkah laku yang buruk
(4). Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa adanya peringatan dari orang lain. 

Mendidik Kedisiplinan 

           Latihan untuk mendisiplinkan diri sebetulnya harus dilakukan secara terus menerus kepada anak didik. Upaya ini benar-benar merupakan suatu cara yang efektif agar anak mudah mengerti arti penting kedisiplinan dalam hidup. Anak diajari dengan konsekuensi logis dan konsekuensi alami dari perbuatannya. Berbagai umpan balik layak diberikan kepada si anak, baik secara lisan maupun tindakan.
           Menurut Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, prestasi anak di sekolah selain dipengaruhi oleh kemampuan kognitif juga dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak yang agresif, tidak disiplin, suka menyerang dan sukar diatur biasanya memiliki prestasi belajar yang kurang baik.
           Salah satu fenomena yang sekarang sedang berkembang kita hadapi adalah menipisnya disiplin moral di kalangan generasi muda. Ada beberapa hal yang mempengaruhi disiplin moral ini
antara lain :
a). Berkurangnya tokoh panutan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menjadi teladan dalam sikap dan perilakunya, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosialnya.
b). Dunia pendidikan kita lebih memperhatikan intelektualisasi nilai-nilai agama dan moral namun mengesampingkan internalisasi nilai.
c). Melemahnya sanksi terhadap pelanggaran, baik yang berupa sanksi moral, sanksi sosial maupun sanksi judisial.
d). Pengaruh jelek dari kebiasaan dan kebudayaan luar yang dengan leluasa masuk di negara kita tanpa ada penyaringan. 


Upaya-upaya Menanamkan Kedisiplinan Kepada Anak Didik

           Ada beberapa langkah untuk mengembangkan disiplin yang baik kepada siswa :
a). Perencanaan. Ini meliputi membuat aturan dan prosedur dan menentukan konsekuensi untuk aturan yang dilanggar
b). Mengajar siswa bagaimana mengikuti aturan
c). Salah satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah dari semua kejadian. Hal ini menuntut guru untuk dapat mempertahankan disiplin dan komunikasi yang baik.
d). Merespon secara tepat dan konstruktif ketika masalah timbul. 

Pengertian Tata Tertib

           Tata tertib merupakan kosakata yang terbentuk dengan mengunakan imbuhan-imbuhan baru, pada awalnya tat tertib berasal dari dua kata, yaitu kata “tata” yang artinya susunan, peletakan, pemasangan, atau bisa disebut juga sebagai ilmu, contohnya, tata boga, tata graham, dan lain sebagainya. Dan kata yang kedua adalah kata “tertib” yang artinya teratur, tidak acak-acakan, rapih. Dalam kosakata bahasa Indonesia kata “tata tertib” mempunyai pengertian yang baru, tapi masih aa keterkaitan dengan arti dari kedua kata tersebut, jadi kosakata tata tertib artinya adalah sebuah aturan yang dibuat secara tersusun dan teratur, serta saling berurutan, denga tujuan semua orang yang melaksanakan peratauran ini melakukannya sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat.

D.   Metode Pengumpulan Data
           Untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan tema penelitian, digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a.        Metode Observasi
           Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.  Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 
           Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,  mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman, gambar, rekaman suara.
           Dalam hal ini peneliti hanya sekedar mengamati tanpa aktif dalam kelompok yang diamati dan dilakukan secara terbuka atau diketahui oleh subyek didik.
           Adapun data yang ingin diperoleh melalui observasi adalah tingkat frekuensi pelanggaran kedisiplinan Peserta Didik SDN Menteng Atas 04 Pagi.

b. Metode Wawancara
           Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee).  Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu peneliti bebas menanyakan apa saja, akan tetapi mempunyai sederet pertanyaan yang terperinci dalam pola komunikasi langsung.
           Dalam action plan ini yang menjadi sasaran wawancara adalah :
1.    Guru Kelas I – VI SDN Menteng Atas 04 Pagi
Tenaga Kependidikan yang bertugas di SDN Menteng Atas 04 Pagi                      
           Adapun data yang ingin diperoleh dari metode wawancara adalah bagaimana kedisiplinan siswa SDN Menteng Atas 04 Pagi di dalam kesehariannya pada jam sekolah.







BAB II
DESKRIPSI SINGKAT ORGANISASI


A.   Profil Organisasi
           Profil SDN Menteng Atas 04 Pagi:
1.    Nama Sekolah                           : SDN MENTENG ATAS 04 PAGI
2.    NSS                                              : 101016302037
3.    NIS                                               : 631005100200
4.    NPSN                                           : 20102380
5.    Status                                           : Sekolah Dasar Negeri
6.    Alamat                                          : Jl. Dr. Saharjo No 121 Rt 008                                                             Rw 001 Setiabudi Jakarta Selatan
7.    Kode Pos                                      : 12960
8.    Telepon                                       : 021 8351 705
9.    Email                                            : sdnmentengatas04pagi@gmail.com
B.   Visi, Misi, Dan Tujuan Organisasi

Visi
            Berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dilandasi iman dan taqwa

Misi
a.    Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan baik dan terarah, sesuai dengan yang diharapkan.
b.    Menumbuhkan semangat motivasi siswa untuk bersaing sehat dalam mencapai keberhasilan/prestasi.
c.    Mengadakan kegiatan-kegiatan yang memupuk penerapan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
d.    Menumbuhkan budaya sopan-santun serta budi pekerti yang luhur.
Tujuan Organisasi
            Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk  mandiri serta mengikuti pendidikan lebih lanjut.


C.   Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi
            Sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)  pendidikan jalur sekolah. Secara garis besar memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1.    Melaksanakan pendidikan di sekolah selama jangka waktu tertentu sesuai dengan jenis jenjang dan sifat sekolah tersebut
2.    Melaksanakn pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3.    Melaksanakan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah.
4.    Melaksanakan urusan tata usaha.
5.    Membina kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan instansi terkait.
6.    Bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi melalui Kepala Kantor/Inspeksi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kandep.








D.   Tugas Pokok Dan Fungsi Individu

DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS DAN TUGAS TAMBAHAN GURU

No
Nama
NIP
Pangkat / Golongan
Jabatan
Jenis
Guru
Tugas
Mengajar
Jumlah
Jam
Ket
1
Sri Hastutik, S.Pd.SD
196303111984032003
Pembina / IVa
Kepala Sekolah
B. Studi
IV-VI
6
PKn
  2
Hj. Muniroh, S.PdI
196001011985082002
Pembina / IVa
Guru
GPAI
I s/d VI
24
-
3
Sri Nuryani, S. Pd
196211091986032005
Pembina Tk.1 / IVb
Guru
Kelas
II
24
-
4
Wiwi Susanti, S. Pd
198303282008012012
Pen. Md./ IIIa
Guru
Kelas
VI
24
-
5
Dewi Setianingsih, S.Pd
199006132015042015
Pen. Md./ IIIa
Guru
Kelas
III
24
-
6
Euis Ambarwati
197207272016062001
Pen. Md./ IIIa
Guru
Kelas
I
24
-
7
Indah Khopipah, S. PdI
-
Guru
B. Studi
I s/d VI
24
-
8
Santy Rahayu, S.Pd
-
Guru
Inklusi/GPK
I s/d VI
24
-
9
Irkham Fauzi, S.Pd
-
Guru
Kelas
IV
24
-
10
Bagus Fendy Prasetyo, S.Pd
-
Guru
Kelas
V
24
-
11
Ahmad Thoriq Zaki, S.Pd
-
Tata Usaha
-
-
-
-
12
Agus Mulia
-
Caraka
-
-
-
-




E.   Keadaan Tempat Kerja Saat Ini Dan Yang Diharapkan

           Keadaan SKPD saat ini adalah Baik, dari segi Sarana dan Prasarana, Kepegawaian dan lain-lain. tergolong baik, hanya saja dari segi ketertiban dan kedisiplinan peserta didik masih kurang memadai. Banyak faktor yang mempengaruhi kekurangan tersebut. sebut saja lingkungan padat penduduk, kurangnya perhatian dari orang tua, lingkungan bermain anak yang dapat mempengaruhi ke hal-hal negatif yang berujung pada pelanggaran tata tertib serta norma di sekolah. Yang diharapkan adalah orang tua dan guru senantiasa bersinergi dan secara kontinyu membimbing anak didik, karena bagaimanapun anak hanya meniru kebiasaan orang di sekelilingnya. Mari kita galakkan gerakan tertib di sekolah dan di rumah.
BAB III
MASALAH DAN  PEMECAHANNYA


A.   Identifikasi Dan Analisis Masalah
                 Dari Hasil identifikasi dan analisis masalah yang saya lakukan beserta diskusi dari dewan guru maka saya mengklasifikasi masalah tersebut pada tabel di bawah ini :
Tabel Identifikasi dan Analisis Masalah
KONDISI SAAT INI
KONDISI YANG DIHARAPKAN
MASALAH YANG TERIDENTIFIKASI
Beberapa peserta didik melanggar tata tertib berseragam.
Siswa mengenakan atribut seragam lengkap dan kerapihan juga diperhatikan
Pelanggaran kedisiplinan seragam. Seringnya peserta didik lupa membawa topi, dasi, gesper dll. dan tidak rapih dalam mengenakan seragam (baju tidak dimasukkan)
Beberapa peserta didik melanggar tata tertib tentang kehadiran / ketepatan waktu
Siswa datang tepat waktu untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang sudah di jadwalkan
Pelanggaran kedisiplinan kehadiran. Seringnya estimasi waktu perjalanan diabaikan oleh orang tua peserta didik sehingga terlambat saat datang ke sekolah
Beberapa Peserta Didik Melanggar tata tertib tentang Membeli Makanan Diluar Lingkungan Sekolah
Peserta didik membeli hanya di kantin sekolah karena makanan dan minuman di kantin sekolah telah melewati tes kesehatan dan kelayakan makanan oleh sekolah
Pelanggaran Tata Tertib sekolah karena membeli makanan di luar lingkungan sekolah yang belum teruji kesehatan dan kelayakan makanan dan minuman tsb.
Beberapa Peserta Didik tidak mengembalikan buku yang dipinjam di perpustakaan
Peserta didik membaca hanya di lingkungan perpustakaan atau di lingkungan kelas, bila ingin dibawa pulang ada jadwal pengembalian buku yang berlaku di Tata Tertib sekolah
Pelanggaran tata tertib sekolah karena tidak mengembalikan buku yang dipinjam.

Analisis Masalah
Masalah
NILAI MASALAH
TOTAL
PERINGKAT
U
S
G
Masalah 1
5
5
5
15
1
Masalah 2
2
5
5
12
3
Masalah 3
5
4
5
14
2
Masalah 4
4
3
4
11
4


B.   Sumber Daya Pendukung Dan Penghambat
Sumber daya pendukung antara lain:
-       SDM yang ada di SDN Menteng Atas 04 Pagi
-       Orang Tua Peserta Didik
-       Lingkungan Sekolah
Faktor Penghambat adalah:
-       Lingkungan Tempat Tinggal Peserta Didik
-       Kesadaran Orang Tua yang masih minim
-       Minimnya penyuluhan mengenai Penegakkan Tata Tertib Sekolah


C.   Pemecahan Masalah

a.    Rencana Kegiatan (Milestone)
     Sekolah membuat indikator dan tabel penilaian pelanggaran tata tertibpeserta didik. Sekolah juga memberikan himbauan sebelumnya kepada para orang tua peserta didik maupun peserta didik di kelas masing masing dengan cara rapat bersama orang tua peserta didik.
    

b.    Kriteria Keberhasilan
     Kriteria keberhasilan yang diharapkan adalah berkurangnya tindak pelanggaran tata tertib sekolah dan terciptanya sekolah yang kondusif serta minim pelanggaran kedisiplinan atau pelanggaran tata tertib.



c.    Jadwal Kegiatan ( Time Schedule )
Nama Kegiatan
Bulan
Januari 2018
Februari 2018
Maret 2018
April 2018
Mei 2018
Juni 2018
Persiapan instrumen dan petugas pemantau
V
V




Sosialisasi

V




Penilaian


V
V
V

Rekapitulasi Pelaporan





V


d.    Tindak Lanjut
     Tindak lanjut dari action plan ini adalah melakukan evaluasi terhadap rekapitulasi laporan serta memberi solusi serta pembinaan terhadap pelanggar dan terus dilakukan secara berkesinambungan.  Meningkatkan mutu sekolah dengan penataan perilaku peserta didik yang taat akan tata tertib sekolah.






BAB IV
PENUTUP


A.   Kesimpulan
                 Tata tertib sekolah merupakan dasar aturan yang harus ditaati sejak dini oleh peserta didik karena itu merupakan suatu pembiasaan yang positif dan dapat menjadi bekal peserta didik saat dewasa nanti. Jika peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah tidak diberikan pembinaan maka akan berdampak buruk baginya kelak.

B.   Saran
                      
1.   Bagi Peserta Didik   :
                 Peserta didik diharapkan mampu mematuhi dan menaati segala  tata tertib yang ditetapkan oleh sekolah  agar terciptanya suasana sekolah yang kondusif dan aman.

2.   Bagi Guru                  :
                 Guru diharapkan ikut memantau program yang sedang berjalan tanpa mengganggu tupoksinya yang utama sebagai pendidik. Menghindari terjadinya pelanggaran tata tertib dan ikut memberikan teladan yang baik pada peserta didik tentang kepatuhan akan aturan yang berlaku.

3.   Bagi Orang Tua        :
                 Orang tua hendaknya aktif mengontrol anak dan menyiapkan kebutuhan anak ketika akan pergi ke sekolah jangan sampai lalai dalam mengawasi anak terutama tentang pergaulannya di lingkungan rumah/tempat tinggal.




DAFTAR PUSTAKA






No comments:

Post a Comment